Jumat, 08 Juli 2011

Dan saat semuanya kau terima

Dia pergi, menunduk ke arah pasir-pasir itu.

Merasa,

kapan dia bisa menarik nafas dan membuka tangannya lebar-lebar.

Bagai terhantam karang dan terhempas ombak,

Kapan ini semua berhenti, pikirnya.

Memapah hidupnya sendiri!

Terkulai lemas dan ingin memaki dengan keisaktangisannya!

Entah mengapa yang keluar hanyalah satu kata. . .

“Tuhan. . .”


Berlari ke luar, melihat bayangannya yang tetap sama.
Menengadah ke atas, mentari menghangatkannya.
Membuka mata dan kali ini terlihat cerah.
Dia tinggalkan bayangannya di sana.

Tersenyum,
meraih buah hatinya yang melihatnya polos di dekat pintu.
Dan akhirnya bisa berkata:
“ I love you and you’re the reason that I live, now.”


(by: Zhao Wei * January, 22, 2010 *)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar