Jumat, 08 Juli 2011

Kamu di senyum itu

Berjalan di tengah salju yang membekukan fisik.

Belum cukup hebat untuk menyentuh hati.

Sampai di titik, rasa sakitpun tak bisa menyapa.



Beberapa lorong terlewati…



Dia melihat seorang anak berselimutkan kertas di pojok dinding.

Sesak merambah ke jantungnya,

Cukup hebat sampai dingin sekarang terasa.

Anak itu tersenyum lugu padanya di antara selimut kertasnya.



Kerapuhannya seakan pergi, rasa syukur merengkuhnya.

Untuk pertama kalinya, dia menangkupkan kedua tangannya, berdoa.

“Terima kasih untuk senyuman kecil itu,

Mengajari dan menyejukkan aku di tempatku berdiri sekarang.

Dan aku tahu, Itulah diri-Mu di anak itu.”



(by: Zhao Wei * January, 22, 2010 *)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar