Jumat, 08 Juli 2011

take a breath

Perhatikan sekelilingku, semuanya berdiri berbeda. Jika para ilmuwan melihatku maka kemungkinan mereka akan bertanya padaku, untuk apa kamu melakukan sesuatu yang sudah pasti tidak akan bisa bersatu. Aku sedang berusaha menyatukan kutub utara dengan kutub utara dua magnet yang ada di tanganku. Logikaku berucap tidak akan bisa namun hati kecilku bergumam mengapa tidak bisa. Apa karena mereka sama. Apa karena takdir yang memerintahkannya untuk tidak bersatu. Atau, mereka pernah mengikat janji untuk akan selalu saling menjauhi.

Lembar jawaban yang objektif bertuliskan true or false. True. False. Lembar kehidupan manusia juga bertuliskan, benar - salah, baik – buruk, indah – jelek, hitam - putih. Lalu mengapa ada kata ragu-ragu, sedang-sedang saja, lumayan, dan warna - warni.

Kutub negatif dan positif dalam peralatan elektronik. Aku mencoba menghubungkan yang positif dengan yang positif dan sebaliknya. Jawabannya tidak ada reaksi yang terjadi.

Aku ada di sini sedang menulis lembar ini karena papa dan mama. Jika papaku ada dua, hanya papa dan papa, apakah aku ada. Bila aku hanya punya dua mama, mama dengan mama, apakah aku nyata. Apa tanganku yang belajar menulis tentang apa yang aku pertanyakan dari awal sampai akhir itu ada.

Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaanku. Padahal sudah dua puluh tahun aku menjalani kehidupanku tapi semua orang hanya menerima semua hal itu dengan biasa-biasa saja tanpa ada yang berusaha mencari rahasia semua itu. Aku tidak mengatakan bahwa semua itu salah atau semua hal itu benar. Aku tidak juga bertanya pada dirimu mana yang benar dan yang tidak.

Bagaimana kamu akan tahu jawaban pertanyaan-pertanyaanku itu kalau dari tadi sampai sekarang saja kamu tidak menyadari bahwa semua pertanyaan itu tidak diakhiri dengan tanda tanya. Bagaimana kamu akan bertanya padamu kalau hal itu saja kamu tidak menyadarinya.

Aku bertanya pada dia yang menyadari tidak adanya tanda tanya. Kamu yang aku tanyakan, jangan merasa pintar karena menyadari bahwa semua pertanyaan tadi tidak menggunakan tanda tanya karena walaupun kamu menyadari itu, tidak berarti bisa menjawabnya. Mengapa. Karena tetap saja kamu akan mengambil hukum-hukum atau prinsip-prinsip orang-orang yang dahulu mempostulatkan kalimat-kalimatnya itu baru kamu menguraikannya berdasarkan itu.

Ambillah waktu sejenak saja, di manapun kamu berada saat ini. Berdirilah dan lihat sekelilingmu ada apa saja di sana. Jangan berkata tidak ada apa-apa. Bagaimana bisa ada di sana? Apa manfaat keberadaanya? Dan sudah berapa lamakah dia ada di dekatmu tapi tidak kamu sadari bahwa suatu waktu kamu dan dia akan berpisah? Apakah kamu yang pergi atau malah dia yang akan pergi darimu? Apa perasaanmu terhadapnya sekarang bila semua yang kamu lihat di sekelilingmu itu menjauh darimu, setiap yang kamu dekati karena baru saja menyadari keberadaanya, pergi, semua hilang begitu saja? Sampai tidak ada kesempatan sekejap saja untuk berkata kamu menyayangi para benda atau manusia yang ada di dekatmu itu.

Sekarang kamu juga tidak bertanya balik padaku. Mengapa semua pertanyaanku tadi tidak kuakhiri dengan tanda titik tapi dengan tanda tanya.

Bukan karena kamu bodoh.

Bukan karena kamu tidak proaktif.

Bukan karena kamu tidak teliti.

Bukan karena kamu adalah manusia biasa.

Bukan karena kamu tidak tahu.

Tapi karena tanpa tanda titik dan tanda tanya yang mengakhiri semuanya kamu tetap mearasakan bahwa kalimat itu memang sedang menanyakan sesuatu padamu. Tidak terlalu penting apa yang sudah digarisbesarkan di kehidupan ini karena semuanya akan kita tinggalkan, yang penting bahwa kita tahu apa makna dari semuanya ini.

Makna tentang waktu.

Makna tentang papa-mama.

Makna tentang sahabat.

Makna tentang air mata dan tawa.

Makna saat kamu tidak pernah menyadari aku tahu kamu ada untuk sesuatu yang lebih berharga. Tersenyumlah untukku yang tidak kamu kenal. Tersenyumlah penuh ketulusan saat kamu bertemu dirimu sendiri di dalam cermin dan mimpi.

Salam dari seseorang sahabat barumu. Aku.


on Friday, August 21, 2009 at 2:39pm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar