Lewat tawa kita waktu bersama itu
Bisa menggerus kegalauan senjaku ini
S’luruh daya kuasa yang kumiliki ingin kuukir namaku di langitmu
Dengan sembunyi . . .
Kapan kamu mulai merayapi hari-hariku?
Sejak kapan kau mengetuk rasa sayangku dan mengambilnya begitu saja?
Aku tidak menyadari semuanya
Namun aku menyadari kalian sungguh sahabatku
Saat hadirku di antara diammu aku rasakan keapa adanya aku
Suaramu tak seindah kerlipan bintang
Namun dapat membuatku ceria
Wajahmu tak seelok pelangi di sekitar bukit
Tapi bisa jadikan ragu dan sendiriku hilang.
Aku dan kamu adalah apa adanya dengan sgala kekurangan terindah
Dan kelebihan berharga
Aku percaya, kita bersama, dan janji kita dalam sepucuk doa kita, sahabat.
Palem room, July 18th, 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar