Rabu, 05 November 2014

4tahun yang lalu.

4 tahun yang lalu semuanya mulai terasa ringan.
Sangat ringan.
Ini itu kalau dijumlahkan airmata dan tawa.
Impian dan kegagalan...
Semuanya tetap dalam arah kanan.
Positif.
...sampai akhir tahun 2012...
Sekilas balik terlihat keanehan dalam pikiranku.

"Semua ini kenapa terasa begitu gampang, istilahnya kenapa Tuhan jadi terlampau baik, sampai membuat pikiran hatiku menjadi waspada."

Memasuki tahun 2013...
Mulai ada gejala yang akhirnya memaksaku untuk terpuruk dan terhempas ke Yogyakarta.
Sendiri.
Sepi.
Dan penuh luka.
Impianku terkoyak, kutambal dengan kekuatan sisa kemarin hari.
Hatiku hancur, kukumpulkan dan kuperbaiki seumpama puzzle.
Kakiku gontai, kupapah diri ke tepi telaga mimpi.
Di situ lah tempat yang bisa aku merenung, mengunyah semua remah rapuhnya hari demi hari.
Caci dan maki.
Oh, sakit. Tapi untuk kesekian kali, kutegaskan kalau aku kuat.

Selang satu tahun.
Semua analisisku, segala perhitunganku.
Dibantai remuk oleh kenyataan.
Hampir kumasukki usia lewat seperempat abad dan aku adalah minus.

Kali ini...
Aku pun tidak bisa lagi berkata aku baik-baik saja.
Aku pun tidak bisa lagi menangis, terlalu sakit jatuhku kali ini.
Sampai sakitnya sudah memburuk.
Mematikan semua saraf perihku.
Aku orang bodoh atau entah apalah...
Karena aku masih percaya,
Dia menggendongku.
Dia menjagaiku.
Dia tidak akan membuatku tergeletak.
Aku memilih untuk percaya karena tidak ada lagi yang bisa kulakukan dengan kekuatanku manusia.

Not my will, but thine, be done.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar